Laporan BNPB: Banjir di Maluku dan Karawang, Gempa di Papua, Ini Kata Kepala BNPB

BNPB Rilis Data Bencana: Banjir dan Gempa di Indonesia
Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada 19 September 2025. (Dok. Ist)

Faktakendari.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis rangkuman bencana yang terjadi di Indonesia. Periode Kamis (18/9) hingga Jumat (19/9), tercatat dua bencana hidrometeorologi basah berupa banjir. Satu lagi adalah bencana geologi, yaitu gempa bumi. Data ini penting untuk memahami kondisi bencana BNPB di beberapa wilayah.

Salah satu bencana yang terjadi adalah banjir di Kabupaten Halmahera Selatan. Hujan intensitas tinggi pada Rabu (17/9) memicu banjir ini. Tiga kecamatan terdampak, yaitu Obi, Obi Selatan, dan Obi Barat. Sebanyak 120 Kepala Keluarga (KK) terkena dampaknya. BPBD setempat melaporkan jembatan dan talud sungai rusak. Akses jalan di Desa Kawasi, Ocimaloleo, dan Jikohai juga ikut terendam. Petugas gabungan langsung mengevakuasi warga terdampak. Pada Kamis (18/9), banjir berangsur surut.

Banjir Juga Landa Karawang, BNPB Imbau Masyarakat Waspada

Bencana serupa juga terjadi di Jawa Barat. BPBD Kabupaten Karawang melaporkan banjir akibat luapan Sungai Citarum dan Sungai Cidawolong. Sungai meluap karena hujan deras di wilayah hulu. Kejadian ini merendam setidaknya 45 rumah warga di Desa Karanglingar, Kecamatan Telukjambe Barat. Banjir telah surut di hari yang sama.

Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, BNPB telah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Barat. BNPB mengerahkan pesawat Cessna Caravan. Total bahan semai yang digunakan mencapai 7.200 kg NaCl dan 4.000 kg CaO. Pelaksanaan OMC ini bertujuan mengurangi potensi hujan lebat. Reduksi awan yang menuju daratan mencapai 99 persen.

BNPB mengimbau Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk waspada. “Kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem dan risiko banjir tentu membutuhkan kerja sama semua pihak,” kata BNPB. Mereka menyarankan normalisasi sungai sebagai strategi mitigasi jangka panjang. Aksi ini sangat penting untuk mencegah banjir dan gempa Indonesia di masa mendatang.

Dampak dan Penanganan Gempa Nabire

Di Papua Tengah, gempa bumi magnitudo (M)6,6 mengguncang Kabupaten Nabire pada Jumat (19/9). Guncangan kuat ini berlangsung dua hingga tiga detik. Pasca-gempa, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto memastikan situasi kota Nabire kondusif. Hal ini ia sampaikan saat konferensi pers.

BNPB segera merespon dengan cepat.

“BNPB akan mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) pada hari ini menuju Nabire,” ungkap Suharyanto.

Tim ini akan memberikan pendampingan bagi pemerintah daerah. Tujuannya adalah memastikan monitoring, kaji cepat, dan penanganan darurat berjalan baik.

Data kerusakan yang dihimpun per pukul 10.00 WIB menunjukkan beberapa fasilitas rusak, antara lain:

  • 2 unit rumah
  • Kaca-kaca di fasilitas bandara
  • Plafon kantor bupati
  • Langit-langit Gereja Katolik KR Malompo
  • Jembatan Sriwani amblas
  • Jaringan telepon sempat lumpuh

Hingga pukul 11.00 WIB, tercatat 53 kali gempa susulan. Tiga di antaranya berskala cukup besar, namun tidak menimbulkan dampak signifikan. Kepala BNPB mengingatkan warga untuk tidak panik.

“Namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” pesannya.

Masyarakat diimbau untuk mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak. Selain itu, mereka harus menyiapkan tas siaga bencana. Penting juga untuk mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BNPB.