Faktakendari.id, NASIONAL – Telkom University terus memperkuat perannya dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Melalui program Living Lab Garut di Desa Tanggulun, Kecamatan Kadungora, kampus ini meluncurkan empat inovasi pengolahan sampah dan limbah peternakan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Diktisaintek Berdampak dan Program GRADASI (Gerakan Akademisi Bersinergi dan Berinovasi), hasil kolaborasi LLDIKTI Wilayah IV dengan Telkom University, Universitas Garut, Universitas Pakuan, dan ITENAS.
Kolaborasi Atasi Masalah Sampah di Jawa Barat
Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. Lukman, ST., M.Hum., berharap program ini menjadi awal pengembangan yang lebih luas.
“Kolaborasi ini penting untuk menyelesaikan masalah sampah di Jawa Barat. Selain itu, kami ingin menghadirkan sarana edukasi di lingkungan ini yang dapat dipelajari masyarakat, seperti pembuatan biogas, microhydro, dan pengelolaan limbah lainnya,” katanya, Jumat (8/8/2025).
Ia menambahkan, tahap pertama ini akan dilanjutkan dengan konsep integrated farming yang mengolah bahan baku hingga menjadi produk bernilai ekonomis.
Empat Produk Inovasi Telkom University
Empat inovasi pengolahan limbah yang diimplementasikan adalah:
Mesin Pencacah Plastik Portable
Mesin Pencacah Daun Portable
Mesin Pembuat Pelet Enceng Gondok
Alat Pengukur Unsur Hara Tanah
Produk-produk ini merupakan hasil inkubasi di Bandung Techno Park Telkom University, sebagai bukti kontribusi nyata kampus dalam teknologi tepat guna dan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Sekretariat dan Perencanaan Strategis Telkom University, Dr. Anisah Firli, menegaskan inovasi ini siap digunakan masyarakat.
“Empat produk yang Telkom University hadirkan merupakan bukti bahwa inovasi dari kampus dapat langsung diimplementasikan dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, kolaborasi ini menjadi langkah penting memperluas pemanfaatan teknologi tepat guna di berbagai wilayah, termasuk pengolahan limbah dan energi terbarukan.
“Ke depan, kami juga akan terus mendorong hilirisasi inovasi lainnya, termasuk yang dikembangkan oleh para inventor internal kami,” ungkapnya.
Program ini menjadi contoh nyata sinergi perguruan tinggi dan masyarakat untuk membangun masa depan berkelanjutan, sekaligus menunjukkan bahwa inovasi kampus dapat berdampak langsung di lapangan.