Badan Gizi Nasional Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Tetap Jalan Saat Libur Sekolah Tanpa Paksaan

Makan Bergizi Gratis Saat Libur Sekolah: BGN Beri Klarifikasi
Implementasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di lapangan tak sesaui dengan laporan Badan Gizi Nasional (BGN)/net.

Faktakendari.id, NASIONAL – Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan klarifikasi resmi terkait pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis Libur Sekolah (MBG). Pemerintah memastikan bahwa akses nutrisi bagi siswa akan tetap tersedia meskipun kegiatan belajar mengajar di sekolah sedang berhenti sementara.

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan bahwa pelaksanaan program di masa libur ini fleksibel dan tidak memberatkan. Siswa tidak diwajibkan untuk datang ke sekolah secara fisik hanya untuk mengambil jatah makanan tersebut.

Mekanisme Pengambilan: Bisa Diwakili Orang Tua

Guna memudahkan distribusi, Badan Gizi Nasional MBG telah menyiapkan skema khusus yang lebih praktis bagi para penerima manfaat. Berikut adalah poin-poin utama mekanisme distribusinya:

  • Tanpa Paksaan: Siswa bebas memilih untuk mengambil jatah makanan atau tidak selama masa liburan.

  • Delegasi Pengambilan: Jika pihak sekolah menyetujui, orang tua atau wali murid diperbolehkan mengambil jatah makanan di titik distribusi.

  • Jenis Hidangan: Makanan yang diberikan biasanya berupa menu makanan kering untuk menjaga daya tahan dan memudahkan proses pengantaran/pengambilan.

  • Konsistensi Gizi: Tujuan utama tetap pada perbaikan gizi anak Indonesia secara berkelanjutan sepanjang tahun.

Efisiensi Anggaran Melalui Dapur Mandiri

Nanik juga menepis spekulasi publik yang menganggap program di masa libur ini hanya sekadar upaya menghabiskan anggaran negara. Sebaliknya, BGN mengklaim telah melakukan penghematan signifikan melalui model Dapur Mandiri yang dibangun melalui kolaborasi dengan mitra dan yayasan.

“Kami melakukan penghematan dengan efisiensi distribusi dan model dapur mandiri. Fokus kami adalah keberlanjutan gizi, bukan sekadar serapan anggaran,” tegas Nanik.

Dengan total anggaran sebesar Rp71 triliun pada tahun 2025, program strategis ini ditargetkan mampu menjangkau hingga 50 juta penerima manfaat. Cakupan program ini tidak hanya menyasar siswa sekolah, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk meniadakan kelaparan dan memperkuat kualitas sumber daya manusia di tanah air.

(*Drw)