Faktakendari.id, NASIONAL – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyampaikan kabar membanggakan bagi dunia sejarah dan kebudayaan tanah air. Usulan pemerintah Indonesia untuk memasukkan peringatan 400 tahun Syekh Yusuf Al-Makassari UNESCO ke dalam agenda resmi Anniversary pada tahun 2026 telah berhasil disetujui secara internasional.
Pengumuman ini disampaikan Fadli Zon dalam acara Taklimat Media di Jakarta, Selasa (23/12/2025). Menurutnya, pencapaian ini merupakan pengakuan dunia terhadap kontribusi besar tokoh Nusantara dalam sejarah perjuangan kemanusiaan global.
“Indonesia telah mengirimkan surat kepada UNESCO, dan pada Sidang Umum UNESCO ke-43 tahun 2025, usulan penetapan peringatan 400 tahun Syekh Yusuf Al-Makassari sebagai bagian dari UNESCO Anniversary telah disahkan,” jelas Fadli Zon.
Profil Syekh Yusuf: Pahlawan Nasional di Dua Negara
Syekh Yusuf, yang lahir pada tahun 1626, bukan sekadar ulama biasa. Ia adalah pejuang gigih yang menentang penjajahan Belanda (VOC). Akibat keberaniannya, ia diasingkan hingga ke Cape Town, Afrika Selatan. Namun, di tanah pengasingan, ia justru menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan rasisme.
Keistimewaan Pahlawan Nasional Syekh Yusuf meliputi:
Gelar Ganda: Satu-satunya tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh dua negara (Indonesia pada 1995 dan Afrika Selatan).
Inspirasi Apartheid: Dihormati di Afrika Selatan sebagai penginspirasi perjuangan melawan sistem apartheid.
Kekaguman Nelson Mandela: Tokoh dunia Nelson Mandela kerap merujuk Syekh Yusuf sebagai simbol kesabaran dan perjuangan moral yang luar biasa.
Rencana Pembangunan Museum dan Program Memory of the World
Pemerintah Indonesia tidak berhenti pada peringatan seremonial semata. Menbud Fadli Zon mengungkapkan beberapa langkah strategis lanjutan untuk melestarikan warisan sang ulama besar:
Memory of the World: Pengajuan karya-karya tulis Syekh Yusuf untuk masuk dalam program memori dunia UNESCO.
Museum Internasional: Wacana pembangunan Museum Syekh Yusuf di Cape Town, Afrika Selatan, yang berlokasi di seberang makam beliau.
Kegiatan Akademik: Penyelenggaraan seminar nasional dan internasional, diskusi publik, serta penerbitan buku bekerja sama dengan Pemda Sulawesi Selatan dan Pemerintah Afrika Selatan.
“Peringatan ini akan menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan diplomatik dan kebudayaan antara Indonesia dan Afrika Selatan melalui sosok Syekh Yusuf,” pungkas Fadli.
(*Drw)











