Bencana Sumatera Tak Berdampak, ESDM Konfirmasi Capaian Lifting Migas Tetap Aman

ESDM Pastikan Capaian Lifting Migas Aman dari Bencana
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman. (Dok. Ist)

Faktakendari.id, NASIONAL – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan kabar melegakan di tengah situasi bencana. Pemerintah memberikan konfirmasi resmi terkait kondisi operasional hulu minyak dan gas bumi (migas). Pernyataan ini merespons bencana alam yang melanda wilayah Sumatera baru-baru ini.

Pihak kementerian menegaskan bahwa bencana banjir bandang dan tanah longsor di beberapa titik tidak mengganggu produksi. Bencana tersebut dipastikan tidak memberikan dampak signifikan terhadap capaian lifting migas nasional. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Laode Sulaeman.

Laode berbicara kepada awak media untuk menepis kekhawatiran masyarakat. Ia memastikan tidak ada gangguan pasokan energi yang serius akibat bencana tersebut.

“Enggak. Enggak ada dampak besar,” ujar Laode Sulaeman dengan tegas ketika ditemui di Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Operasional Blok Migas Tetap Normal

Kementerian ESDM telah melakukan pemetaan data tahun 2024. Berdasarkan data tersebut, memang terdapat sejumlah Wilayah Kerja (WK) atau blok migas di zona terdampak. Wilayah ini meliputi provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Meskipun berada di area rawan, fasilitas produksi vital di kawasan tersebut tetap beroperasi. Berikut adalah rincian blok migas yang dipantau ketat namun tetap aman:

  • Blok A (Aceh Timur): Dikelola oleh PT Medco E&P Malaka dengan rata-rata produksi 1.055 BOPD.

  • Blok B (Aceh Utara): Dikelola oleh PT Pema Global Energi dengan produksi rata-rata 833 BOPD.

  • North Sumatera Offshore (NSO): Dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO dengan rata-rata produksi 40 BOPD.

Operasional di titik-titik krusial tersebut dipastikan tetap berjalan tanpa gangguan berarti. Pasokan dari sumur-sumur ini tetap mengalir untuk menopang capaian lifting migas secara nasional.

Target Produksi 2025 Terlampaui

Optimisme juga datang dari Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Sebelumnya, Bahlil telah menyampaikan proyeksi positif terkait target lifting tahun 2025. Ia meyakini volume produksi mampu melampaui angka psikologis yang ditetapkan pemerintah.

Target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 adalah 605 ribu barel per hari (bph). Bahlil menuturkan bahwa pencapaian ini menjadi catatan sejarah tersendiri bagi industri migas Indonesia.

“Untuk pertama kalinya sejak 2008, lifting minyak Indonesia berhasil mencapai target yang termaktub di dalam APBN. Pada 2024, lifting minyak Indonesia berada di angka 580 ribu barel per hari,” tutur Bahlil.

Tren positif ini terlihat jelas dari peningkatan data produksi. Perbandingan dilakukan pada periode Januari hingga Oktober 2025. Terdapat kenaikan produksi yang signifikan sebesar 28,48 ribu barel per hari secara year-on-year.

Jika pada Januari–Oktober 2024 produksi berada di angka 577,02 ribu barel per hari, kondisi berbeda terjadi tahun ini. Pada periode yang sama tahun 2025, produksi minyak bumi termasuk kondensat (NGL) sukses menembus angka 605,5 ribu barel per hari. Angka ini sedikit melampaui target APBN, membuktikan bahwa capaian lifting migas Indonesia berada di jalur yang tepat.

(*Drw)