Faktakendari.id, NASIONAL – Ekonomi Indonesia menunjukkan sinyal penguatan signifikan menjelang penutupan tahun 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa faktor utama pendorong penguatan ini adalah terjaganya tingkat inflasi. Kondisi ini secara langsung menopang daya beli masyarakat.
Inflasi November 2025 tercatat 2,72% (year-on-year). Angka ini masih berada dalam rentang sasaran pemerintah, yaitu $2,5 \pm 1\%$. Peredaan tekanan harga didorong oleh penurunan inflasi volatile food menjadi 5,48% dari sebelumnya 6,59%. Sementara itu, inflasi inti stabil di 2,36%, mencerminkan ekspektasi harga yang terkendali. Kondisi ini membuat daya beli tetap kuat di tengah peningkatan permintaan akhir tahun (November-Desember 2025).
Insentif Transportasi Jaga Daya Beli dan Mobilitas
Meskipun terdapat kenaikan harga pada emas perhiasan dan tarif angkutan udara, pemerintah mengambil langkah proaktif. Airlangga mengumumkan paket stimulus ekonomi berupa diskon tarif transportasi yang akan diterapkan pada Desember.
Kebijakan diskon tarif transportasi ini bertujuan menekan biaya perjalanan, khususnya tarif angkutan udara. Stimulus ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong mobilitas menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kinerja Positif Sektor Industri dan Pangan
Di sektor pangan, beras mengalami deflasi 0,59%. Hal ini terjadi berkat intervensi pemerintah, seperti bantuan pangan dan stabilisasi pasokan.
Selain Inflasi Terkendali Daya Beli Kuat, ekonomi juga didukung oleh kinerja positif sektor lain:
Neraca Perdagangan: Surplus neraca perdagangan sebesar $2,39 miliar AS pada Oktober.
PMI Manufaktur: Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur melonjak ke 53,3. Angka ini menjadi level tertinggi sejak Februari.
Airlangga optimis bahwa kombinasi antara inflasi stabil, permintaan domestik kuat, dan insentif pemerintah akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi menjelang Nataru.
(*Drw)













