Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Rp16.695: Tertekan The Fed dan Government Shutdown AS

Rupiah Melemah ke 16.695, Sentimen Hawkish The Fed Jadi Biang Kerok
Nilai Tukar Rupiah/(ilustrasi/@pixabay)

Faktakendari.id, NASIONAL – Nilai tukar rupiah harus kembali tunduk pada keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari Selasa (4/11/2025).

Mata uang Garuda mencatatkan pelemahan yang cukup signifikan di tengah ketidakpastian pasar global.

Mengutip data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,27% dan berakhir di level Rp16.695 per dolar AS. Pelemahan ini sudah terasa sejak awal perdagangan, di mana rupiah dibuka anjlok 0,30% ke posisi Rp16.700 per dolar AS. Sepanjang hari, tekanan terus berlanjut hingga sempat menyentuh level terlemah harian di Rp16.733, sebelum akhirnya sedikit membaik di akhir sesi.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) terpantau masih berada dalam tren penguatan, bertahan di dekat level tertingginya.

Nilai Tukar Rupiah Tertekan The Fed dan Ketidakpastian Suku Bunga

Salah satu faktor utama yang menekan Rupiah adalah penguatan dolar AS. Penguatan ini didorong oleh kehati-hatian pelaku pasar terhadap arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga acuannya pekan lalu, sinyal yang diberikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, justru memicu ketidakpastian.

Powell mengindikasikan bahwa pemangkasan tersebut bisa jadi yang terakhir di tahun ini.

Pernyataan ini bersifat hawkish dan membuat pelaku pasar mengoreksi ekspektasi mereka, yang sebelumnya berharap adanya pelonggaran lebih lanjut.

Perbedaan pandangan di internal pejabat The Fed mengenai kondisi ekonomi AS juga menambah kebingungan, yang pada akhirnya mendukung permintaan terhadap dolar AS.

Sentimen ‘Risk-Off’ dan Government Shutdown AS

Pelemahan Rupiah juga diperburuk oleh sentimen ‘risk-off’ yang melanda pasar global. Pelaku pasar cenderung menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Rupiah, dan beralih ke aset aman (safe haven) seperti dolar AS.

Kondisi ini diperparah oleh absennya rilis data ekonomi resmi dari AS akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang masih berlangsung.

Tanpa data ekonomi yang jelas, investor menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kombinasi faktor-faktor ini membuat dolar AS tetap diminati dan menekan Nilai Tukar Rupiah Tertekan The Fed hingga ditutup melemah di Rp16.695 per dolar AS.

(*Drw)