Faktakendari.id, INTERNASIONAL – Harga Minyak Dunia Hari Ini terpantau bergerak stabil dengan kecenderungan melemah tipis pada awal perdagangan Kamis (30/10/2025). Para pelaku pasar global mengambil sikap hati-hati (wait and see) menjelang pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan, di sela-sela KTT APEC.
Dikutip dari Reuters, harga patokan utama menunjukkan koreksi kecil:
- Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember tercatat turun tipis 3 sen, atau 0,05 persen, menjadi $64,89 Dolar AS per barel.
- Patokan minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), melemah 11 sen, atau 0,18 persen, ke level $60,37 Dolar AS per barel.
Stabilitas harga ini mencerminkan kehati-hatian investor yang menanti hasil konkret dari Pertemuan Trump dan Xi. Pertemuan ini melibatkan dua pemimpin ekonomi terbesar dunia yang diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan global.
Harapan Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-China
Pertemuan Trump dan Xi menjadi fokus utama pasar minyak. Investor berharap pertemuan ini akan menghasilkan langkah de-eskalasi dalam ketegangan perdagangan AS-China yang telah berlangsung lama. Perang dagang ini dianggap sebagai faktor utama yang menekan prospek pertumbuhan ekonomi global. Penurunan prospek pertumbuhan secara langsung berdampak pada penurunan permintaan energi.
Presiden Trump pada hari Rabu mengindikasikan keinginan untuk mengurangi tarif terhadap produk-produk China. Namun, ia memberikan syarat agar Beijing berkomitmen membatasi aliran bahan kimia prekursor yang digunakan untuk membuat obat-obatan terlarang seperti fentanil. Sentimen positif dari rencana pertemuan ini sebelumnya sempat mengangkat harga minyak.
Sinyal Kebijakan Moneter The Fed AS
Selain faktor geopolitik dan perdagangan, pasar minyak juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter dari Amerika Serikat. Federal Reserve (The Fed) AS memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya pada hari Rabu. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
Meskipun demikian, bank sentral AS memberi sinyal bahwa pemangkasan ini mungkin menjadi yang terakhir untuk tahun ini.
Claudio Galimberti, kepala ekonom Rystad Energy, menilai keputusan The Fed ini positif bagi komoditas. Menurutnya, langkah The Fed menunjukkan perubahan arah kebijakan menuju dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi, bukan pengetatan moneter. “Ini menjadi kabar positif bagi komoditas yang sensitif terhadap aktivitas ekonomi seperti minyak,” ujarnya, menggarisbawahi bahwa prospek.
(*Drw)













