Faktakendari.id, NASIONAL – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual yang cukup besar hari ini. Namun demikian, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tetap memancarkan optimisme tinggi. Ia yakin bahwa Target IHSG 9.000 akan tercapai pada akhir tahun 2025.
Menteri Purbaya menyampaikan keyakinannya di Jakarta, Jumat (17/10/2025). “Tidak terlalu sulit jika program berjalan sesuai rencana,” katanya. Keyakinan ini didasarkan pada fondasi ekonomi nasional yang sedang diperkuat. Penguatan ini dilakukan melalui reformasi struktural dan percepatan investasi di berbagai sektor. Bahkan, Purbaya memperkirakan bahwa IHSG memiliki potensi jangka panjang yang luar biasa. Ia memproyeksikan indeks dapat mencapai level 35.000 pada tahun 2035.
IHSG Anjlok 2,57 Persen, Sektor Energi Tertekan
Di hari yang sama dengan pernyataan optimis Menkeu, performa pasar modal justru menunjukkan hasil negatif. IHSG Anjlok sebesar 2,57% pada penutupan perdagangan. Indeks parkir di level 7.915,66. Sebagian besar saham tercatat berwarna merah, menandakan tekanan jual yang merata.
Penurunan terdalam dialami oleh dua sektor utama. Sektor energi anjlok 6,71%, sementara sektor utilitas turun 5,51%. Koreksi tajam ini membuat investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Fluktuasi ini juga menjadi ujian bagi daya tahan pasar modal domestik.
Ketidakpastian Global dan Sentimen Wait and See Investor
Lantas, apa yang menjadi sumber tekanan besar pada IHSG hari ini? Analis menilai bahwa penurunan ini sebagian besar bersumber dari ketidakpastian yang terjadi di tingkat global.
Analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebutkan beberapa faktor pemicu. Tekanan ini terutama dipicu oleh masalah di sektor perbankan Amerika Serikat (AS). Selain itu, ketegangan dagang yang kembali memanas antara China dan AS juga turut membebani sentimen pasar.
“Investor masih wait and see,” ujar Lukman Leong.
Situasi ini menjelaskan bahwa meskipun fondasi domestik kuat, sentimen pasar global tetap memainkan peran besar. Investor cenderung menahan diri untuk masuk ke pasar. Namun, pemerintah melalui Menteri Keuangan Purbaya tetap berpegang teguh pada proyeksinya. Beliau menekankan bahwa upaya reformasi ekonomi nasional akan terus dilakukan. Tujuannya agar Target IHSG 9.000 dapat terwujud, terlepas dari volatilitas jangka pendek akibat sentimen eksternal.
(*Drw)