Dukung Prabowo, JARNASPI Targetkan 1 Juta Peserta Program Magang

Program Magang Milenial & Gen-Z: Target 1 Juta Peserta
Iwan Setiawan (Ketum JARNASPI 08) bersama Ketua Panitia Apel Kebangsaan Relawan Setia Prabowo, Erlambang Triskati (berpeci)/Dok. Ist.

Faktakendari.id, NASIONAL – Jaringan Nasional Penambang Indonesia (JARNASPI 08) menyatakan dukungan penuh. Mereka mendukung program Presiden Prabowo Subianto. Program ini membuka kesempatan magang bagi generasi Milenial dan Gen-Z.

Ketua Umum JARNASPI, Iwan Setiawan, menegaskan komitmen organisasinya. Mereka akan menampung dan membiayai program magang ini. Targetnya adalah 50 ribu hingga satu juta peserta.

“Tahap perdana program magang akan dibuka pada akhir September 2025,” kata Iwan.

“Targetnya aktif pada November–Desember 2025 dengan kuota 50 ribu peserta,” tambahnya dalam keterangan tertulis.

Bidang Magang dan Manfaatnya

Peserta akan ditempatkan di delapan bidang. Semua bidang ini mendukung industri pertambangan. Bidang tersebut adalah:

  • Administrasi dan Perkantoran
  • Pertanian/Perkebunan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Makanan Olahan
  • Lingkungan
  • Pakaian dan Perlengkapan Tambang
  • Digital Branding

Program ini menjadi solusi untuk persoalan mendasar bangsa.

“Kami terpanggil untuk mendukung,” ujar Iwan Setiawan. Ia yakin program magang ini akan berdampak signifikan.

“Jika berjalan baik, program ini akan berdampak signifikan bagi perekonomian sekaligus stabilitas sosial politik,” lanjutnya.

Saat ini, JARNASPI menaungi 50 perusahaan tambang. Perusahaan ini bergerak di sektor nikel, batu bara, tembaga, dan logam mulia. Jumlah ini diperkirakan bertambah hingga 200 perusahaan dalam waktu dekat.

Iwan optimistis jumlah peserta akan terus meningkat. Proyeksi mereka adalah lebih dari 1.000 perusahaan akan bergabung. Jumlah ini termasuk 200 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Dengan dukungan ini, kuota program magang Prabowo diyakini dapat mencapai satu juta orang.

Selain itu, JARNASPI juga mendorong Kementerian ESDM. Mereka meminta agar pendaftaran pemegang IUP dipercepat. Proses ini harus masuk ke sistem Minerba One Data Indonesia (MODI).

“Banyak perusahaan sudah melengkapi syarat, tapi belum masuk ke MODI,” tegas Iwan.

Jika proses ini dipercepat, potensi penerimaan negara akan semakin besar.

(*Drw)