Faktakendari.id, NASIONAL – Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat sejarah dengan untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) tingkat internasional khusus disabilitas netra. Acara ini akan berlangsung di Jakarta pada 1–3 September 2025 sebagai bagian dari rangkaian Blissful Mawlid.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa inisiatif ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendorong inklusivitas syiar Islam di kancah global.
“Pelaksanaan kegiatan perdana ini merupakan wujud komitmen Kemenag dalam mendorong inklusivitas dan kesetaraan akses terhadap nilai-nilai keislaman di tingkat global,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Ia menjelaskan, ajang MHQ Internasional Disabilitas Netra merupakan bentuk penghargaan terhadap ketekunan, semangat, serta kecintaan para penghafal Al-Quran dengan keterbatasan penglihatan.
Menurut Abu Rokhmad, acara ini terselenggara atas hasil kolaborasi antara Ditjen Bimas Islam dengan Rabithah ‘Alam Islami (Muslim World League), organisasi Islam terbesar yang berpusat di Makkah, Arab Saudi.
Kompetisi ini akan diikuti oleh 15 peserta dari 12 negara yang berhasil lolos seleksi ketat di negara masing-masing. Babak grand final akan digelar di Jakarta, dengan pembukaan di Hotel Sahid dan penutupan di Jakarta Convention Center (JCC).
Terdapat lima cabang lomba yang dipertandingkan, yakni:
Hafalan 30 juz dengan Matan Jazari
Hafalan 30 juz tanpa Matan Jazari (putra)
Hafalan 30 juz tanpa Matan Jazari (putri)
Hafalan 20 juz
Hafalan 10 juz
Dewan hakim terdiri dari lima orang ahli, dengan tiga dari Arab Saudi dan dua dari Indonesia.
Selain kompetisi, Abu Rokhmad menyebut acara juga diramaikan oleh Festival Shalawat Nabi, talkshow bertajuk Cinta Nabi Gaya Gen-Z, serta Haflah Tilawatil Quran.
“Selain lomba, MHQ perdana ini juga akan diramaikan dengan Festival Shalawat Nabi, talkshow bertajuk Cinta Nabi Gaya Gen-Z, serta Haflah Tilawatil Quran,” ungkapnya.
Penyelenggaraan perdana MHQ Internasional Disabilitas Netra diharapkan dapat menjadi inspirasi dan membuka jalan bagi terciptanya kesetaraan yang lebih luas. Ajang ini juga menegaskan peran Indonesia sebagai tuan rumah acara keagamaan internasional yang inklusif.