Faktakendari.id, NASIONAL – Budaya Dayak Kalimantan Barat akan tampil dalam resepsi diplomatik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok di Hotel Siam Kempinski, Thailand, Rabu (20/08/2025). Acara ini menjadi bagian dari peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI sekaligus 75 tahun hubungan bilateral Indonesia–Thailand.
Rombongan seni budaya dipimpin Yulius Aho. Mereka berangkat dari Pontianak menuju Jakarta pada 18 Agustus, lalu melanjutkan penerbangan ke Bangkok pada 19 Agustus 2025.
Menurut undangan resmi bernomor 067/VIII/2025/Pensosbud, resepsi akan dikemas dalam bentuk cocktail reception. Selain itu, acara juga menampilkan promosi budaya dan kuliner Indonesia, termasuk pertunjukan seni tari serta penyajian makanan khas Nusantara.
Budaya Dayak di Panggung Diplomasi
“Adil ka’ talino bacuramin ka’ saruga basengat ka’ jubata. Kami bangga dapat menampilkan seni budaya Dayak dalam resepsi diplomatik KBRI di Thailand sebagai bagian dari peringatan 80 tahun kemerdekaan RI dan 75 tahun hubungan bilateral Indonesia–Thailand,” kata Yulius Aho.
Sekitar 1.000 tamu undangan akan hadir. Mereka terdiri atas korps diplomatik, organisasi internasional, pejabat Thailand, pelaku usaha, akademisi, jurnalis, hingga perwakilan masyarakat Indonesia di Bangkok.
Yulius menjelaskan, budaya Dayak memiliki kekayaan luar biasa dengan ratusan bahasa dan 405 sub-suku. Warisan ini dilestarikan melalui seni tari, musik, ukiran, tenun, dan anyaman. Dewan Adat Dayak Provinsi Kalbar diminta secara khusus untuk menampilkan tari tradisional Dayak dalam acara tersebut.
Dukungan dari Pemerintah dan KBRI
KBRI Bangkok juga menyiapkan dukungan penuh, termasuk transportasi lokal, konsumsi, serta fasilitas bagi rombongan sejak persiapan hingga pelaksanaan acara.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto, Dubes RI Rahmat Budiman, serta semua pihak yang mendukung upaya melestarikan dan memperkenalkan budaya Dayak di mata dunia,” tutup Yulius.
Partisipasi budaya Dayak Kalbar dalam resepsi diplomatik ini diharapkan dapat memperkuat diplomasi budaya Indonesia, sekaligus memperkenalkan kekayaan seni tradisional Nusantara ke kancah internasional.













