Faktakendari.id, KENDARI – Pemerintah Indonesia mencanangkan target ambisius: bebas impor beras pada 2025.
Pernyataan ini disampaikan Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam acara pembentukan Koperasi Desa Merah Putih se-Provinsi Banten, di Balai Desa Kertasana, Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, pada 8 Mei 2025.
Dengan stok nasional hampir 3,6 juta ton—setara total impor tahun lalu—Indonesia siap mewujudkan swasembada pangan.
Program Koperasi Desa Merah Putih menjadi tulang punggung pencapaian ketahanan pangan.
Melibatkan pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, hingga lembaga desa, inisiatif ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, distribusi hasil, dan kemandirian ekonomi pedesaan. Berikut strategi kunci yang dihadirkan.
Dalam enam bulan terakhir, pemerintah memperkuat pendampingan petani melalui pelatihan teknik budidaya padi modern, penggunaan benih unggul, dan sistem irigasi berkelanjutan.
Baca Juga: Alasan Pengerahan Prajurit TNI Amankan Kejagung dan Kejaksaan
Selain itu, program e-logistic memonitor stok gabah dan beras di setiap gudang secara real time. Evaluasi distribusi juga ditingkatkan agar stok merata hingga pelosok desa. Kolaborasi dengan Bulog memastikan kestabilan harga dan ketersediaan beras medium di pasaran.
Koperasi Desa Merah Putih berfungsi sebagai pusat agregasi produksi petani dan titik distribusi hasil pertanian. Dengan manajemen usaha terpadu, keuntungan bisa dinikmati bersama, mendorong kesejahteraan anggota.
Koperasi juga menyediakan akses permodalan mikro dengan bunga rendah, sehingga petani tak lagi tergantung rentenir. Ke depannya, koperasi ini akan dikembangkan ke sektor pangan turunan, seperti pabrik pengolahan beras kemasan, untuk meningkatkan nilai tambah.
Dengan kondisi stok beras memadai dan dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto, Indonesia siap mengakhiri impor beras pada 2025. Keberhasilan program ini diharapkan menjadi model ketahanan pangan yang dapat direplikasi di sektor komoditas lainnya.[dit]